FGD Waste to Energy, Prabowo Pernah Sebut Forum Diskusi Kurang Bermanfaat
JAKARTA EditorPublik.com – Walaupun Presiden Prabowo pernah mengkritisi kemanfatan FGD, Wali Kota Bekasi, Dr.Tri Adhianto, tetap datang untuk menghadiri Forum Group Discussion (FGD) bertajuk “Implementasi Waste to Energy dalam rangka mengatasi kedaruratan sampah” yang digelar di Indonesia Stock Exchange (IDX) Tower 2, Jakarta Selatan, Rabu (23/4/2025).
Kegiatan ini dihadiri Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai narasumber utama. Forum ini bertujuan mempercepat pembangunan Instalasi Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) berbasis teknologi ramah lingkungan untuk mengatasi krisis sampah di perkotaan.
Dalam paparannya, AHY menekankan PSEL sebagai solusi strategis mengatasi darurat sampah sekaligus mendukung transisi energi hijau.
“PSEL tidak hanya mengurangi timbunan sampah, tetapi juga menghasilkan energi terbarukan yang mendukung target pemerintah menekan emisi karbon,” ujar AHY, seperti dirilis Instagram prokopimkotabekasi.
Wali Kota Bekasi menyambut positif inisiatif ini, menyebut PSEL dapat menjadi model pengelolaan sampah berkelanjutan untuk kota-kota padat penduduk seperti Bekasi yang menghasilkan ribuan ton sampah harian.
Namun, forum ini kembali mengundang sorotan setelah Presiden Prabowo Subianto pernah mengkritik efektivitas FGD dalam sebuah pidato di acara nasional tahun 2024. Kala itu, Presiden menyatakan, “Forum diskusi sering sekadar seremonial, kurang konkret. Solusi nyata butuh tindakan, bukan hanya bicara.” Pernyataan tersebut memicu perdebatan publik tentang peran diskusi kebijakan dalam proses pembangunan.
AHY sebagai pembicara FGD menegaskan bahwa forum diskusi tetap penting sebagai tahap koordinasi multidisiplin. “FGD yang melibatkan pemda, pakar, dan swasta adalah langkah awal menyusun roadmap implementasi teknologi. Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) sendiri sudah masuk tahap konstruksi di beberapa kota, termasuk Bekasi,” jelasnya.
Data Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) menyebutkan, Indonesia menghasilkan 70 juta ton sampah per tahun, dengan 15% berasal dari wilayah perkotaan. PSEL diharapkan menjadi salah satu tulang punggung pengelolaan sampah berkelanjutan, terutama setelah Perpres No. 35/2018 tentang Percepatan Pembangunan PSEL diterbitkan.
Meski proyek PSEL telah dicanangkan di 12 kota, implementasinya masih terkendala anggaran dan resistensi masyarakat. FGD kali ini diharapkan menjadi momentum sinkronisasi kebijakan pusat-daerah untuk mengakselerasi target pengurangan sampah 30% pada 2030.(Msk)
Forum ini ditutup dengan komitmen peserta untuk memperkuat sinergi antar-pemangku kepentingan. Meski kritik Presiden Prabowo menyiratkan skeptisisme terhadap diskusi kebijakan, para peserta meyakini FGD sebagai langkah awal menuju aksi kolektif yang terukur. (Msk)