Proyek Pengendalian Banjir Aek Sibundong Terancam Ambruk
HUMBAHAS EditorPublik.com – Proyek pengendalian Banjir Aek (sungai) Sibundong yang dikelola Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Sumatera Utara (Sumut) terancam ambruk, terlihat dinding perkuatan tebing sungai sudah retak retak, yang diduga dikerjakan asal jadi.
Proyek yang berlokasi di Kelurahan Doloksanggul, Humbahas Provinsi Sumatera Utara itu bersumber dari dana APBN Tahun Anggaran (TA) 2020 sebesar Rp 9 M (Sembilan miliard) yang dikerjakan sejak Agustus 2020 dan sudah rampung.
Proyek yang baru berumur hitungan bulan ini dikerjakan CV Habinsaran, tetapi sudah menimbulkan pertanyaan karena kualitasnya tidak sesuai yang diharapkan.
Pantauan wartawan EditorPublik.com, Selasa (24/11/2020), sebagian dinding semen proyek sudah retak-retak. Bahkan sebahagian terlihat ada yang ditambal sulam agar kelihatan mulus.
“Kami sangat mengkuatirkan ini dinding tanggul ini jebol, karena dindingnya sudah banyak yang retak, sementara jika hujan turun, air sungai ini sangat besar. Mungkin saja pondasinya tidak sesuai besteknya dikerjakan oleh rekanannya. Untuk itu, kami minta agar Kadis PSDA Sumut, siapapun itu, supaya melakukan perbaikan ulang. Jika tidak, kami akan mengadukannya ke aparat Penegak hukum supaya dilakukan pengusutannya. Kami duga proyek ini dikerjakan asal jadi, buktinya, baru hitungan bulan sudah retak retak.”ujar beberapa warga sekitat yang mengaku bermarga Munte, Simamora dan Marbun Selasa (24/11/2020) di lokasi proyek.
Mereka juga meminta agar rekanannya ditegur. Biasanya proyek – proyek irigasi Propinsi Sumatera Utara (Sumut) sumber dana dari APBN, yang berlokasi di Kabupaten Humbahas, selalu bermasalah alias tidak becus. Ada irigasi yang dibangun mubazir. Dan ada pula yang sudah hancur namun belum ada perbaikan. Pengawasan sangat minim. Termasuk luput dari pantauan aparat hukum (Jaksa dan Polisi). Kita juga sangat sesalkan pemborongnya yang sepertinya mengerjakan proyek tersebut asal saja. Kita minta agar segera diperbaiki itu. Jangan tidak mau tau dengan kepentingan daerah. Apalagi di dilokasi pembangunan berada ditengah pemukiman warga,” ujar Munte diamini temannya yang lain.
Mereka juga menyebut, masa perawatannya masih berjalan. Borsumnya masih ada. Itu saja dulu dana yang dipakai untuk memperbaikinya.
Sayangya pihak pengelola kegiatan dan rekanan yang mengerjakan belum memberi keterangan resmi terkait kegiatan tersebut, lantaran kedua pihak yang bertanggung jawab atas kegiatan itu saat hendak dikonfirmasi tidak berada dilokasi.
(L.Agv/Tim)