BERITA UTAMAHUKUMKRIMINALNUSANTARAPOLITIK

KOTRA PANGARU Desak KPK Usut Tuntas Dugaan Korupsi Mantan Bupati Kepulauan Yapen Papua

JAKARTA EditorPublik.com – Sejumlah massa warga Papua mengatasnamakan Komunitas Transparansi Pengguna Anggaran Papua Baru (KO TRA PANGARU) menggelar aksi unjuk rasa di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Merah Putih, yang terletak di Jalan Kuningan Persada, Kav. 4, Setia Budi, Jakarta Selatan, Selasa, (31/10/23).

Aksi massa berjumlah sekitar 20 orang tersebut, melaporkan adanya dugaan korupsi di Kabupaten Yapen Provinsi Papua yang dilakukan oleh Toni Tesar, mantan Bupati Yapen periode 2012-2017 dan 2017-2022.

Dalam konferensi Pers, dihadapan awak media, Sius Ayemi kordinator Aksi menyampaikan “Setidaknya ada  enam point yang kami duga adanya tindakan KKN dari mantan Bupati Kepulauan Yapen, sebagai berikut :

Penyertaan Modal 55 Milyar dari Pemerintah Daerah di kucurkan era kepemimpinan mantan bupati Toni Tesar pada Perusahan Daerah PT. Yapen Mandiri Sejahtera (PT.YAMASE) Perusahan plat merah milik Pemda, terhitung tahun 2014 – 2021, yang sampai dengan saat ini tidak berproduksi, dan bangunan pembibitan ini berdiri diatas tanah pribadi milik keluarga mantan Bupati Toni Tesar, dan di kerjakan oleh perusahan milik keluarga Bupati Toni Tesar sendiri menggunakan uang APBD.

Baca Juga :  Kapolda Sumut Hadiri Rapat Koordinasi Pemberantasan Korupsi Terintegrasi Dengan KPK

Diketahui, Direktur Utama PT. YAMASE  adalah Sdr. Roriwo Karici, ipar kandung dari mantan Bupati Toni Tesar.

Proyek Bapeltaru (Perumahan Pegawai ) sebesar 25 milyar, di kerjakan oleh perusahan milik keluarga Bupati Toni Tesar, hingga saat ini mangkrak

Ada pinjaman daerah yang dilakukan oleh mantan Bupati Toni Tesar saat menjabat sebesar 280 milyar ini, sudah mendapat penolakan/ ditolak oleh Gubernur Propinsi Papun melaui Tim Anggaran Propinsi Papua, pada saat konsultasi anggaran APBD, Karena tidak sesuai Peraturan Mentri Keuangan Nomor 117 / PMK.07 / 2021. tentang pedoman penyusunan APBD, batas maksimal kumulatif APBD dan Maksimum Kumulatif Pinjaman Daerah Tahun 2022.

Pinjaman Daerah yang dilakukan oleh mantan Bupati Toni Tesar atas nama Pemerintah Kabupaten Kepulauan Yapen pada PT. Sarana Multi Infrastruktur ( SMI ) Sebesar 250 Milyar, untuk modal proyek-proyek keluarga mantan Bupati.

Baca Juga :  Dinkes Humbahas Berdalih Rendahnya Penyerapan Anggaran Karena Gudang Penuh

Pinjaman Daerah Yang di berikan Oleh PT. Sarana Multi Infrastruktur ( PT.SMI ) Sangat bertentangan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2021, Karena masa jabatannya tinggal 1 Tahun.

Untuk itu berdasar poin tersebut KO TRA PANGARU meminta kepada Pimpinan KPK agar segera memanggil dan memeriksa Sdr. Toni Tesar, mantan Bupati Kabupaten Kepulauan Yapen atas permasalahan yang menimbulkan kerugian bagi masyarakat Kabupaten Kepulauan Yapen, karena harus memikul beban Pengembalian utang daerah lewat APBD Kabupaten Kepulauan Yapen selama 8 tahun dalam waktu jatuh tempo tersebut” ungkap Sius Ayemi

lebih lanjut, Sius Ayemi menyatakan  “Efek dari pinjaman daerah ini, masyarakat Kabupaten Kepulauan Yapen mengalami gizi buruk sebagaimana data Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Yapen. Angka stunting tinggi dan pelayanan kesehatan tidak berjalan maksimal diakibatkan kurangnya anggaran,” ujar Sius Ayemi

Baca Juga :  Menteri Sosial Juliari Batubara Terancam Hukuman Mati

“Sudah banyak laporan masyarakat Yapen masuk di KPK namun sejak 2016 sampai saat ini, tidak ada satupun kasus yang diungkap oleh KPK. Ini ada apa?, bercermin pada kasus Lukas Enembe, orang kulit hitam, dan rambut keriting cepat di proses, sedangkan terduga orang kulit putih dan rambut lurus, tidak tersentuh hukum ?” herannya.

“Dan dari hasil konsultasi tadi, pihak KPK minta waktu satu bulan untuk mengkaji dan menelaah laporan kami. Adapun hasilnya, nanti kami akan dihubungi kembali oleh pihak KPK,” terangnya.

Oleh sebabnya, lanjut Sius, pihaknya sangat berharap agar laporan ini jangan sampai berlarut. Seandainya KPK tidak melakukan apa-apa, satu bulan lewat, dua bulan lewat, maka kami akan melakukan aksi yang lebih besar.

“Kami akan datang kembali ke KPK bersama dengan para sukarelawan perwakilan dari 165 kampung yang ada di Kabupaten Kepulauan Yapen,” Pungkas Sius Ayemi. (Msk)

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *