POLITIK

Martabat Indonesia : Pancasila Adalah Kunci Keutuhan Bangsa

Medan EDITORPUBLIK.COM, Pancasila adalah kunci keutuhan bangsa, pondasi bangsa Indonesia. Ideologi pemersatu semua perbedaan anak bangsa. Sejarah mencatat, bangsa ini lahir bukan karena persamaan suku, ras, agama atau golongan, tapi bangsa ini lahir karena adanya kehendak untuk hidup bersama (le desir d’etre esemble), karena ada ikatan jiwa dan semangat ingin merdeka.

Demikian sekelumit intisari pembahasan dalam seminar terbuka, yang digelar LSM Martabat di ruang sidang Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan (FIS UNIMED), Rabu (28/8/2019). Narasumber dalam seminar ini antara lain DR Deny Setiawan, M.Si (Wakil Dekan I FIS UNIMED) dan Osriel Limbong, S.Pd., M.Si (Direktur Eksekutif Sumut Institute).

“Di jaman pra kemerdekaan, Pancasila menjadi soul (jiwa) dan spirit (semangat) serta pemersatu para pejuang bangsa untuk merdeka dan diakui dunia. Namun kini, 74 tahun setelah merdeka, malahan ada Ormas yang secara terang-terangan menolak Pancasila sebagai asas dalam anggaran dasar pendirian Ormas tersebut”, tutur Osriel saat diwawancarai di kampus UNIMED, usai seminar.

Baca Juga :  Forum Peduli Demokrasi Humbang Hasundutan Tolak Calon Tunggal Pada Pilkada 2020

Menurut Osriel, hal ini membuktikan bahwa ideologi negara ini sedang terancam. “Pancasila lahir untuk mengakomodir pluralisme (keberagaman) suku bangsa

di Nusantara. Namun definisi pluralisme ini sering disalahartikan juga sebagai keanekaragaman paham/ideologi yang ada di tanah air. Dalam prakteknya, nampak sikap intoleransi terhadap sesama anak bangsa kini makin menguat. Kita sudah melihat dalam pertarungan politis pemilihan langsung baru-baru ini, ada kelompok kepentingan yang menghalalkan segala cara untuk meraih kemenangan. Bahkan mengancam kedaulatan ideologi Pancasila”, ungkapnya.

Sementara, DR Deny menegaskan bahwa implementasi dari nilai-nilai praksis yang terkandung dalam Pancasila di kehidupan sehari-hari sangat kurang.

“Nilai-nilai asli bangsa Indonesia yang termaktub dalam Pancasila, adalah nilai berketuhanan, nilai peradaban/adat istiadat, nilai persaudaraan, nilai gotong royong dan nilai-nilai keadilan. Namun makin kesini, nilai-nilai praksis, aktualisasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari masih sangat kurang. Para politisi yang harusnya mempertontonkan sikap musyawarah untuk mufakat malah seringan berkelahi di ruang publik. Mayoritas yang harusnya mengayomi si kecil, malah melakukan intimidasi, dan lain sebagainya”, jelasnya.

Baca Juga :  Polda Metro Jaya Akan Tindak Ormas Berprilaku Preman

Seminar menyimpulkan bahwa degradasi terhadap Pancasila hanya bisa dilawan dengan mengkampanyekan agar segenap anak bangsa makin mencintai Pancasila. “Namun bagaimana mencintai Pancasila kalau kenal saja tidak? Tak kenal maka tak sayang. Oleh karena itu para pemimpin bangsa saat ini diharapkan dapat menunjukkan implementasi nilai-nilai Pancasila sehingga kita masyarakat dapat meniru”, pungkas Deny. (SBM)

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *