Presiden Prabowo Bertemu Jurnalis Senior, Tegaskan Komitmen terhadap Reformasi dan Keadilan
JAKARTA EditorPublik.com – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menggelar pertemuan terbuka dengan tujuh jurnalis senior di perpustakaan pribadinya di Hambalang Jawa Barat pada Minggu (7/4/2025). Sumber terpecaya di lingkungan Istana menyebutkan, diskusi yang berlangsung selama hampir empat jam itu digelar secara on the record tanpa daftar pertanyaan yang disampaikan sebelumnya.
“Alhamdulillah hari ini saya berkesempatan wawancara bersama 7 Jurnalis dari 7 grup media yang ada di tanah air. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan dalam wawancara hari ini, semoga jawaban dan penjelasan yang saya berikan dapat diterima dan menjadi informasi yang utuh dan jelas bagi masyarakat semua” ujar Prabowo di akun instagramnya @PrabowoSubianto.
Tujuh jurnalis yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah Lalumara Satriawangsa (TV One), Uni Lubis (IDN Times), Najwa Shihab (Narasi), Alfito Deanova (Trans Media), Valerina Daniel (TVRI), Sutta Dharmasuta (Kompas), dan Retno Pinasti (SCTV). Masing-masing jurnalis mengajukan satu pertanyaan yang dijawab langsung oleh Presiden Prabowo.
Menanggapi kekhawatiran sejumlah pihak terkait Rancangan Undang-Undang TNI 2025 yang dinilai membuka peluang kembalinya dwifungsi TNI, Presiden menegaskan bahwa substansi revisi UU tersebut hanya mencakup perpanjangan usia pensiun prajurit.
“Saya bagian dari ABRI yang mendukung perubahan. UU TNI 2025 esensinya hanya soal perpanjangan usia pensiun, tidak ada agenda lain,” ujar Presiden Prabowo.
Presiden juga menyoroti pentingnya transparansi dalam pembahasan undang-undang, termasuk RUU TNI dan RUU Polri. Ia menyatakan akan mendorong publikasi berkala terhadap dokumen resmi RUU Polri agar masyarakat dapat mengikuti proses legislasi secara terbuka.
Ketika diminta memberikan penilaian terhadap kinerja pemerintahannya selama 150 hari pertama, Presiden memberikan skor 6 dari 10. Ia menyebut stabilnya harga pangan dan peningkatan produksi beras sebagai capaian positif. Namun, ia mengakui masih ada tantangan dalam hal komunikasi publik.
Dalam bidang birokrasi, Presiden menekankan pentingnya penempatan sumber daya manusia yang tepat di posisi strategis. Ia menyebut beberapa langkah seperti pergantian pimpinan melalui RUPS serta evaluasi terhadap pejabat Kementerian Pertanian sebagai bagian dari upaya tersebut.
“Anak muda yang belum diberi kesempatan akan saya dorong tampil,” ucapnya. Presiden juga menyoroti percepatan proses regulasi, di mana peraturan presiden dan instruksi presiden kini dapat diselesaikan dalam waktu lebih singkat.
Terkait sektor hukum, Presiden menyebut beberapa kasus besar berhasil diungkap dalam 150 hari terakhir, termasuk yang terkait dengan BUMN dan kehutanan. Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp12 triliun guna mendukung kesejahteraan hakim sebagai bagian dari penguatan sistem peradilan.
Merespons kekhawatiran tentang keterlibatan TNI aktif di ranah sipil, Presiden menegaskan bahwa hanya purnawirawan yang dapat menduduki posisi sipil di BUMN, dan mereka melakukannya sebagai warga sipil. Penempatan prajurit aktif, menurutnya, dibatasi pada kementerian yang relevan. Presiden juga menegaskan bahwa aparatur sipil negara (ASN) harus siap ditempatkan di mana pun sesuai kebutuhan negara.
Menanggapi kebijakan tarif dari Presiden AS Donald Trump serta isu devisa hasil ekspor (DHE), Presiden menyatakan Indonesia akan menempuh jalur diplomasi dan koordinasi regional. Ia menjadwalkan pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia di Kuala Lumpur untuk merespons secara kolektif di tingkat ASEAN, sementara Menko Perekonomian dijadwalkan melakukan kunjungan ke Amerika Serikat.
Presiden juga menekankan pentingnya kemandirian ekonomi melalui penguatan lembaga Danantara sebagai pengelola investasi strategis nasional. Ia menyampaikan bahwa fokus Danantara harus diarahkan pada proyek yang memiliki dampak nyata bagi masyarakat.
“Saya tidak minta target angka, tapi saya minta semua proyek Danantara berdampak dan punya nilai tambah besar,” ujarnya.
Pertemuan tersebut mencerminkan gaya kepemimpinan Presiden Prabowo yang mengutamakan keterbukaan dan dialog langsung. Ia menyatakan komitmennya untuk terus belajar, memperbaiki, dan memberi ruang lebih besar bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam pemerintahan.(Msk)